Perbaikan kabel fiber optik yangdisebabkan gempa yang terjadi di Taiwan ternyata bisa memakan waktu lama. Internet pun bisa 'sekarat' berminggu-minggu.
"Kalau gempa itu sampai menyebabkan kerusakan pada kabel fiber optik, sehingga ada yang harus diganti, maka perbaikannya bisa sampai berminggu-minggu untuk kembali ke kondisi semula," ujar Johar Alam, pengelola jalur interkoneksi antar ISP Open IXP, ketika dihubungi detikINET, Rabu (27/12/2006).
Hal itu menurut dia, disebabkan karena kabel tersebut ada di bawah laut, sehingga perlu waktu ekstra bagi penyelam untuk memperbaiki kabel itu. Tetapi tak perlu khawatir, menurut Johar, biasanya ada alternatif untuk menghubungkan koneksi intenet jika ada bencana seperti ini. Alternatif itu adalah menggunakan kabel SEA-ME-WE (South East Asia-Middle East-Western Europe). Saat ini, Indosat sudah memiliki kabel SEA-ME-WE 4, yang merupakan kabel terbesar di dunia dengan kapasitas 1,2 Terabyte.
Kabel SEA-ME-WE merupakan cara alternatif untuk menghubungkan koneksi dengan melewati Jepang, Hongkong, namun akan tetap berujung di Amerika. "Jadi kalau gempa di Taiwan merusak fiber optiknya, maka diambil jalur di sisi kiri sebagai alternatif," ujar Johar.
Sedangkan untuk kerugian, Johar memperkirakan nilai kerugian pasti sangat besar, namun sulit untuk menghitung angka pastinya. "Sulit untuk menghitung kerugiannya karena loss di Indonesia lebih bersifat intangible," tandasnya.
by detiknet.com
Kronologis Putusnya Internet Asia
Gempa di Taiwan bukan hanya membuat internet di Indonesia 'sekarat' tapi juga di wilayah lain di Asia. Inilah proses putusnya koneksi internet di Asia.
Informasi itu disampaikan Irvan Nasrun dari PT Excelcomindo Pratama kepada detikINET, Rabu (27/12/2006). Menurut Irvan, hampir 90 persen koneksi internet di Asia terpengaruh oleh putusnya kabel bawah laut akibat gempa di kawasan Taiwan. "Akibat fiber optik terputus ini, proses recovery biasanya sangat lama. Hampir satu bulan," ujarnya.
Kronologis putusnya kabel tersebut adalah sebagai berikut: - Gempa di Taiwan - 26 Desember 2006 pukul 19:27 WIB. Kabel China - United States (CHUS) dan South East Asia-Middle East-Western Europe 3 (SMW3) down. - 26 Desember 2006 pukul 21:58 WIB. Kabel C2C (City to City) down. - 26 Desember 2006 pukul 23:06 WIB. Kabel Asia Pacific Cable Network 2 (APCN2) Segment 7 (S7) down. - 27 Desember 2006 pukul 01:00 WIB. Kabel Asia Pacific Cable Network 2 (APCN2) Segment 3 (S7) down. - 27 Desember 2006 pukul 03.30 WIB. Kabel Fiberoptic Link Around the Globe (FLAG) down
Sebelumnya, ujar Irvan, kabel East Asia Crossing (EAC) sempat bisa digunakan. Untuk EAC terdapat dua jalur yang bisa digunakan, yaitu Hong Kong-Osaka dan Hong Kong-Singapura. Sayangnya, pada 10:31 WIB EAC juga mati. Menyusul APCN2, SMW3, CH-US, FLAG, RNAL, C2C, dan APCN yang juga masih belum tersedia.
Koneksi ke negara-negara Asia yang hingga kini masih tersedia, selain via satelit, adalah lewat Australia Japan Cable (AJC).
by detiknet.com
Postel Angkat Tangan Soal Internet 'Sekarat'
Ditemui wartawan di Gedung Postel, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar mengaku tak bisa melakukan apa-apa terkait putusnya sambungan internet internasional.
"Kita belum punya hak ke tier-1 (backbone internet dunia-red). Jadi, begitu hub (ke tier-1) itu putus, kita kelabakan. Solusinya untuk itu, kita harus punya backbone yang tangguh," ujarnya, Rabu (27/12/2006).
Basuki mengatakan kejadian putusnya koneksi internasional ini membuktikan bahwa ketergantungan infrastruktur pada negara lain adalah sesuatu yang tidak enak.
Sementara menurut anggota BRTI Heru Sutadi, putusnya backbone internasional itu membuka peluang usaha jalur infrastruktur internasional. "Kita sedang inventarisir. Semoga Maret sudah bisa dibuka, paling cepat Februari," tuturnya.
Masih terkait dengan infrastruktur, pemerintah telah menawarkan proyek penguatan backbone internet yang disebut Palapa Ring. Basuki mengatakan sudah ada tiga peminat untuk Palapa Ring. "Untuk Palapa Ring, tiga perusahaan domestik secara formal sudah mengajukan keikutsertaannya untuk tender. Mereka itu, Bakrie Telecom, WIN, dan Telkom," tukasnya.
Selain itu Basuki mengaku sudah didatangi oleh beberapa perwakilan dari perusahaan asing terkait Palapa Ring. Namun, lanjutnya, pernyataan secara formal belum ada.
Sedangkan untuk tiga perusahaan domestik yang disebut sebelumnya, Basuki mengatakan ketiganya telah mengirimkan Letter of Intent. Basuki pun kembali menegaskan Palapa Ring ini sangat diperlukan demi membangun infrastruktur secara sustainable dan tangguh.
by detiknet.com
|